sebuah tulisan menarik dari seseorang yang juga hasil copas (copy paste) di grup WA.
MEA,
Masyarakat Ekonomi Asean ada di depan mata. Dan tiba tiba begitu banyak ketakutan. Nanti gimana dong ... Bagaimana kalau orang orang asing datang menyerbu Indonesia dan mengambil pekerjaan yang tadinya dikerjakan orang orang Indonesia? Bagaimana kalau nanti mereka lebih murah ? Bukankah itu akan membahayakan kita?
Mari kita halangi mereka. Mari kita bikin segala peraturan untuk menghalangi mereka datang.
Mari kita bikin sertifikasi. Mari kita bikin peraturan yang mewajibkan mereka bisa bahasa Indonesia. Dengan nama nasionalism mari kita menutup kita dan memblockir orang orang asing itu. Mari kita menutup diri dan membuat tempurung untuk kodok kodok bernama Indonesian Talents, agar mereka benar benar menjadi kodok di dalam tempurung bathok.
Dan saya pun menangis meratapi nasib dan attitude kita yang seperti itu.
Common.... wake up . It is a global competition.....
And competition is great.
Waktu saya di Magetan there is no competition antara Bank. Yang ada hanya BRI. Buka cuma sampe jam 2 dan pelayanan asal2an juga ok pelanggan tetap datang. Setelah datang kompetitor, pertama kali mereka nangis nangis juga. But competition is the one who can make you wake up. Competition will make adrenaline in your body to be excited and send the sense of urgency and want to improve. Karena kompetisi itulah maka BRI memperbaiki pelayanannya dan akhirnya mereka sekarang tumbuh menjadi salah satu yang paling profitable di Asia.
Bukan hanya di banking industry, di airlines industry kita juga melihat peningkatan pelayanan yang pesat Garuda setelah persaingan tumbuh ketat dengan datangnya pemain pemain baru.
Kita melihat peningkatan pelayanan Pertamina setelah Shell, Total dan Petronas ikut berkompetisi di Indonesia.
Competition is great. Competition brings improvement in term of customer service and in the end it will have strong impact to financial performance.
Dan anda masih takut berkompetisi
Saya belajar dari Jean Claude Saudeau.
Dia adalah pelatih sepakbola Nantes (di Perancis Barat) pada tahun 1987.
Waktu pertama kali saya datang ke Perancis, Nantes adalah kesebelasan kota kecil yang mengandalkan pemain pemain muda. Tetapi dengan semangat baja mereka menunjukkan bahwa mereka tidak kalah dengan tim besar lainnya.
Mungkin seperti Leicester City yang sekarang memimpin Liga Inggris.
Dan pada tahun 1987 Nantes pun bertanding semi final Piala Eropa melawan Inter Milan yang diperkuat oleh Karl Heinz Rumeniege dan dilatih oleh Giovani Trapatoni.
Tentu saja Nantes tidak ada apa apanya dibandingkan dengan Inter Milan yang penuh bintang dan dipimpin oleh pelatih kelas dunia.
Tetapi saya ingat Jean Claude Saudeau yang diwawancarai oleg Ouest France (koran regional Perancis Barat) menyatakan," Quelque soit le resultat, nous allons toujours gagner a la fin"
Whatever the result, we will always win in the end.
Apapun hasilnya, kita pasti akan menang pada akhirnya.
Ternyata Nantes kalah dari Inter Milan (seperti sudah diduga), tetapi ternyata sejak mempersiapkan pertandingan itu
semangat para pemain Nantes begitu besar. They knew that nothing is impossible. And they work hard, extremely hard, much harder than anyone else.
Akhirnya mereka sempat menjuarai Liga Perancis. Dan beberapa pemainnya berjaya di Eropa. Misalnya Antoine Kambouare di Real Madrid. Marcel Desailly di Chelsea. Dan Didier Deschamp di Juventus, dan sekarang menjadi pelatih TimNas Perancis.
They WON in the end.
Kemenangan yang sesungguhnya tidak ditentukan dari hasil pertandingan sesaat setelah itu. Tetapi dari meningkatnya semangat kita untuk memperbaiki diri dan terus berlatih dan terus bekerja keras. Voila. Merci Jean Claude Saudeau.
Mari kita kembali ke kompetisi menghadapi MEA, Masyarakat Ekonomi Asean.
Untuk masalah sumber daya manusia, MEA berarti bahwa tenaga tenaga kerja dari beberapa negara Asean akan bebas bekerja di negara lain yang juga menjadi anggota MEA.
Pertama , menurut saya ini berarti
great opportunity. Berarti
tenaga tenaga kerja Indonesia bisa bekerja di luar negeri kan?
That s a great opportunity. Kenapa kita tidak berfokus ke sini. Kenapa kita berfokus pada memproteksi wilayah kita dan itu berarti menutup kita dari kompetisi.
Common .... Get Out. Pergilah ke luar sana. Kepakkan sayapmu. Terbangkan mimpi mimpimu. Tambahlah ilmumu. Sebelum kau kembali mengabdi pada tanah airmu !
Saya pernah menjelajahi 45 negara. It is fun. It is great and I learned a lot. Dan saya ingin kita semua, anak anak kita, cucu cucu kita, menjelajahi 1000 kota di 100 negara di dunia untuk menimba ilmu sebanyak banyaknya agar dapat pulang dan mengabdi ke tanah air kita tercinta.
Kedua, memang tenaga tenaga kerja dari luar negeri akan datang ke sini. Banyak yang akan berasal dari India dan Philippines. Yang jauh lebih lancar bahasa Inggrisnya.
Dan memang talent talent kita akan berkompetisi dengan mereka.
Dan mungkin di awal banyak yang akan kalah dari mereka. Tapi mereka akan bangkit dan mengejar ketinggalan and they will work harder and they will improve dramatically.
Seperti kata Jean Claude Saudeau, "In the end, we will win"
So, bagaimana supaya talent talent kita lebih siap menghadapi global kompetisi?
Jawabannya adalah 5 C.
1. Competences
2. Confidence
3. Communication
4. Cross Culture
5. Competition
Well. I hope that Ms. Aprivianti Rinihastuti wont ask again why I like so. much ...the letter C .
Anyway. Mari kita bahas satu per satu.
1. Competences
Make sure you are very good in whatever you are doing.
Kalau anda engineer, be a good engineer. Kalau anda accountant be a good accountant. Ini modal dasar anda dulu.
Get the latest updated knowledge and certification from your industry. This is your passport to global career.
2. Confidence.
For some reasons a lot of Indonesian have great technical skills but low confidence level.
Please .. you are as good as others, if not better. Focus on your strength and build your confidence.
3. Communication.
Again, orang orang di sekeliling anda hanya mengetahui level anda dari apa yang keluar dari mulut anda.
Kita tidak bisa lagi menyatakan,"Dia sebenarnya pinter. Tapi tidak bisa ngomong"
Well, in the global career. You have to be good at working and talking (communicating).
Learn and practice.
I listen to english everyday on my way to office. And I sleep while still listening to english language.
I still practice my presentation in front of video camera dan saya putar lagi untuk mengevaluasi and memperbaiki. Sampai hari ini and I will never stop doing it.
Apa yang anda lakuan untuk impove communication skills anda.
4. Cross Culture
Anda akan bekerja di negara lain atau anda bekerja di negara sendiri dengan orang dari negara lain.
Kemampuan memahami budaya yang berbeda beda dari berbagai negara dab influencing through different culture akan menjadi differentiator anda.
5. Competition
Anda akan maju kompetisi menghadapi orang orang yang mungkin lebih pintar dan lebih agresif daripada anda.
Get ready. Jaga stamina. Hidup adalah marathon bukan sprint. Keep fighting. Persistence, perserverance, tegar, keukeuh dan ulet akan menjadi kunci kesusksesan anda.
Dan ingat. Jangan takut berkompetisi. Karena apapun hasilnya, anda pasti akan menang atau improve pada akhirnya.
sumber : nn dengan edit
referensi :
MEA wikipedia
Tentang 'Masyarakat Ekonomi Asean' BBC Indonesia